ABSTRAK
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dengan cara menempatkan obat pada tempat yang aman dari gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Menyimpan obat bukan asal taruh saja atau dimasukkan ke dalam wadah kemudian dibiarkan begitu saja. Kita juga sangat perlu memperhatikan tempat penyimpanan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Dalam upaya pengobatan setiap penyakit memiliki pengobatan yang berbeda baik bentuk sediaannya maupun dosisnya. Apabila hal ini terjadi di suatu rumah tangga, maka perlu dipikirkan cara menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kerusakan obat. Kondisi penyimpanan yang tidak tepat seperti, kelembapan dan suhu yang tidak sesuai dapat meningkatkan risiko kerusakan dan kadaluwarsa obat. Pengelolaan obat yang disimpan dirumah adalah tugas yang besar terutama untuk menghindarkan penggunaan obat yang tidak disengaja oleh anak-anak yang akhirnya dapat meningkatkan risiko keracunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang gambaran penyimpanan obat oleh ibu di RW 002 Kelurahan Duren Sawit Bulan April 2019. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif untuk melihat gambaran pengetahuan penyimpanan obat. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil 20% dari 9 RT di RW 002 dengan total KK 160. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan melakukan observasi. Dari uji pendahuluan kepada ibu di RW 002 Kelurahan Duren Sawit memperoleh hasil ibu menyimpan obat dirumah dengan tempat menyimpan yang beragam, yaitu dibox, toples kaleng dan toples plastik. Tiga puluh responden menyimpan sediaan tablet, salep dan krim di dalam satu wadah. Dari 30 responden tersebut masih menyimpan obat yang sudah kadaluarsa dan menyimpan obat yang sudah rusak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu di RW002 menyimpan obat di lemari pendingin sebanyak 83 orang, dan sebanyak 160 orang menyimpan obat dalam kondisi baik.