ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian rematik pada tahun 2008 mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% berusia 5-20 tahun dan 20% berusia 55 tahun sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 25% penderita rematik yang akan mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada persendian. Indonesia mengalami peningkatan kejadian rematik, pada tahun 2011 prevalensinya mencapai 29,35%, tahun 2012 sebesar 39,47% dan tahun 2013 sebesar 45,59%. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan tahun 2013 prevalensi rematik Nasional mengalami peningkatan dari 32,2% menjadi 36,6% . Sumatera Barat juga mengalami peningkatan kejadian rematik, pada tahun 2007 prevalensinya sebesar 33,0% dan tahun 2013 sebesar 34,5%. Di Poliklinik Reumatologi RSUPN 4 Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2000 kasus baru Reumatik merupakan 4,1% dari seluruh kasus baru. Data epidemiologi di Indonesia tentang penyakit Reumatik masih terbatas. Data terakhir dari Poliklinik Reumatologi RSCM Jakarta menunjukkan bahwa jumlah kunjungan penderita Reumatik selama periode Januari sampai Juni 2007 sebanyak 203 dari jumlah seluruh kunjungan sebanyak 1.346 pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini penyakit reumatik . Metode Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 158 responden yang terdiri dari masyarakat rt 01, rt 04, dan rt 05 di Kelurahan Rw 03, utan kayu utara, Jakarta Timur . Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RW 03 Kelurahan Utan Kayu Utara Kecamatan Matraman Jakarta Timur didapatkan responden yang memiliki hasil pengetahuan yang baik sebanyak 120 Responden (76%), pengetahuan cukup 32 orang (20%), dan pengetahuan kurang 6 orang (4%).Simpulan dari penelitian ini yaitu sebagaian besar responden memiliki pen getahuan yang baik dalam mengenali mendeteksi dini penyakit reumatik.