ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan teknologi dan teknik-teknik operasi, penggunaan antibiotik dan anestesi yang semakin baik serta penemuan alat elektronik yang digunakan untuk pemantauan janin dalam kandungan yang semakin modern, maka terjadi peningkatan angka kejadian bedah sesar di seluruh dunia. Besarnya persentase kejadian bedah sesar tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pemantauan janin dengen deteksi dini, peningkatan usia ibu saat melahirkan, faktor sosial ekonomi dan perubahan klinis tenaga kerja. Antibiotik profilaksis dianjurkan pada persalinan bedah sesar karena dapat mencegah atau mengurangi kejadian infeksi yang disebabkan oleh kuman pada saat operasi. Rumah Sakit ?X? merupakan rumah sakit swasta yang memiliki kejadian operasi bedah sesar cukup tinggi yaitu 87,15% di tahun 2018. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui penggunaan antibiotik profilaksis pada tindakan bedah sesar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif, dengan mengamati lembar resep yang di tulis oleh dokter di instalasi farmasi Rumah Sakit ?X? Jakarta periode Oktober - Desember 2018. Sampel penelitian ini adalah jumlah resep dari unit kamar bersalin di Rumah Sakit ?X? Jakarta periode Oktober ? Desember 2018. Lembar resep di ambil secara acak (random sampling) yang kemudian di masukan pada lembar observasi yang meliputi nomer resep, nama pasien, usia pasien yang menjalani operasi bedah sesar, kategori usia, inisial dokter, zat aktif antibiotik profilaksis, dan indikasi bedah sesar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase antibiotik profilaksis yang paling tinggi pada bulan Oktober dengan zat aktif Seftriakson yaitu 93,62%, berdasarkan kategori usia pasien yang menjalani operasi bedah sesar yang memiliki persentase yang paling tinggi selama periode Oktober ? Desember 2018 adalah kategori Dewasa awal sebesar 60,59%, berdasarkan indikasi bedah sesar yang paling banyak adalah pada kasus riwayat SC sebesar 156 pasien