ABSTRAK
Fenilbutazon termasuk obat keras yang harus digunakan atas petunjuk dokter. Efek yang akan ditimbulkan dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan supresi sumsum tulang dan kelainan darah lainnya. Fenilbutazon merupakan salah satu bahan kimia obat yang sering digunakan dalam obat tradisional. Menurut Pemenkes No.007 Tahun 2012 pasal 7 ayat 1b tentang obat tradisional menyatakan bahwa obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat Sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 diwilayah Jatinegara ditemukan 1 sampel jamu yang mengandung fenilbutazon, dan pada tahun 2016 di wilayah Cibubur ditemukan 3 sampel jamu yang mengandung fenilbutazon. Sampel diambil di kelurahan Penggilingan Jakarta Timur, ditemukan 6 sampel yang mencantumkan nomor registrasi palsu/fiktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi fenilbutazon dengan menggunakan metode penyaringan, diikuti dengan identifikasi metode reaksi warna menggunakan feri amonium sulfat menghasilkan warna kuning, dan reaksi diazo menghasilkan coklat-merah. Kemudian dilanjutkan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan larutan pengembang sikloheksan : kloroform : methanol : asam asetat (60:30:5:5) kemudian dideteksi pada lampu uv 254nm. Hasil penelitian menggunakan uji reaksi warna menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang positif mengandung fenilbutazon. Hasil identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) diperoleh nilai Rf baku pembanding 0,52; sampel 1 0,47; sampel 2 0,39; sampel 3 0,43; sampel 4 0,39; sampel 5 0,30; sampel 6 0,32. Dari nilai Rf ini didapatkan hasil tidak ada sampel jamu yang mengandung fenilbutazon, karena harga Rf yang dihasilkan tidak sama dengan harga Rf baku pembanding dan spiked sample.