ABSTRAK
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dan dapat menyebabkan kematian di negara sedang berkembang. Tingkat kejadian menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29% kejadian per anak setiap tahunnya di negara berkembang dan 0,05% kejadian per anak setiap tahunnya di negara maju. Di Indonesia sekitar 10 juta kejadian ISPA pada anak setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat pada tahun 2009, 7- 13% kasus berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Kejadian batuk-pilek pada balita diperkirakan terjadi 2-3 kali per tahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien tinggi di puskesmas (40-60%) dan rumah sakit (15-30%).salah satu terapi untuk ISPA adalah terapi antibiotik. antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Bayi dan anak beresiko paling sering mendapatkan antibiotik, karena daya tahan tubuhnya yang lebih rentan sehingga lebih sering sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil peresepan antibiotik pada pasien penderita infeksi saluran pernapasan akut di poliklinik anak RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi periode oktober - desember 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptip kuantitatif dengan pengambilan sampel yang berasal dari seluruh lembar resep yang mengandung antibiotik ISPA dari poliklinik anak di instalasi farmasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi periode oktober - desember 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode oktober-desember 2018 diperoleh 132 lembar resep rawat jalan yang mengandung obat-obatan ISPA pada anak. Jumlah resep yang mengandung antibiotik pada pasien ISPA sebanyak 106 lembar resep (80,30%). Sefiksim merupakan antibiotik paling banyak diresepkan pada anak dengan jumlah resep 63 lembar (59,44%), dan sefalosporin merupakan golongan yang paling banyak pada anak dengan jumlah resep 63 lembar (59,44%), sedangkan bentuk sediaan yang paling diresepkan pada anak adalah sediaan sirup dengan jumlah resep 73 dengan persentase 68,87%.