ABSTRAK Penggunaan Obat Rasional adalah bagian yang penting dalam pelayanan kesehatan tetapi implementasinya masih dirasa kurang sehingga perlu upaya untuk meningkatkan Penggunaan Obat Rasional. Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah penting yang menimbulkan dampak cukup besar dalam penurunan mutu pelayanan kesehatan dan peningkatan anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk obat-obatan. Penyakit ISPA Non Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40-60%) dan Rumah Sakit (15-30%). Puskesmas sebagai salah satu lini terdepan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia sudah seharusnya menerapkan Penggunaan Obat Rasional sesuai standar yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Penggunaan Obat Rasional (POR) pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Non Pneumonia di Puskesmas Rawa Tembaga. Metode penelitian ini menggunakan Metode Deskriftif yaitu metode dengan pengumpulan resep dengan diagnosis ISPA Non Pneumonia pada bulan Januari 2020. Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Penggunaan Obat Rasional (POR) pada penyakit ISPA Non Pneumonia pada bulan Januari 2020 didapat 336 lembar resep ISPA Non Pneumonia bulan Januari 2020 dan 1410 item obat seluruhnya penyakit ISPA Non Pneumonia bulan Januari 2020. untuk indikator peresepan Rerata jumlah item obat dalam tiap lembar resep adalah 4,1 item obat, persentase peresepan dengan nama generik 86%, persentase peresepan dengan antibiotik 27%, persentase peresepan yang sesuai dengan daftar obat esensial 72%. Kesimpulan dari penelitian ini untuk Indikator Peresepan Penggunaan Obat Rasional (POR) pada penyakit ISPA Non Pneumonia pada bulan Januari 2020 telah melakukan pelaporan Penggunaan Obat Rasional. Tetapi untuk hasil yang didapat masih belum Rasional. Sehingga perlu adanya sosialisasi dari Dokter atau Pengelola Obat Puskesmas kepada masyarakat agar Penggunaan Obat Rasional bisa tercapai.