ABSTRAK

Dispepsia adalah kondisi ketidaknyamanan pada perut bagian atas. Diperkirakan hampir 30% kasus ditemukan dalam praktik umum dan 60% dalam praktik gastroenterologi merupakan kasus dispepsia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 berisi tentang BPJS, yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Klinik Pratama Seto Hasbadi 01 Bekasi adalah salah satu fasilitas kesehatan pertama yang menerima pasien-pasien BPJS. Berbagai masalah kesehatan dapat dilayani di klinik tersebut, termasuk pasien yang membutuhkan obat dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan obat dispepsia pada pasien BPJS di Klinik Pratama Seto Hasbadi 01 Bekasi periode Januari sampai Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dengan pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dimana pengambilan sampel dilihat di tabel Krejcie & Morgan. Penelitian dilakukan terhadap 377 lembar resep pasien BPJS yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan dispepsia yang paling banyak diresepkan pada bulan Januari, Februari dan Maret 2017 adalah Antagonis Reseptor H2 sebanyak 1.535 dengan persentase 44,48%. Golongan Antasida adalah 1.293 dengan persentase 37,47%. Golongan Proton Pump Inhibitor yang paling sedikit diresepkan pada bulan Januari, Februari dan Maret 2017 sebanyak 623 dengan persentase 18,05%.

Kata Kunci: Peresepan obat, Dispepsia, BPJS, Klinik Pratama Seto Hasbadi 01 Bekasi