ABSTRAK

Saat ini terdapat banyak sekali industri farmasi yang memasarkan produk-produk vitamin C dalam bentuk tablet dan bentuk cair. Tentu saja, produk dari setiap industri tersebut mempunyai keunggulan dan kualitas yang berbeda-beda. Mengingat proses panjang distribusi obat, dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat penyimpanan obat setelah obat ini beredar di masyarakat. Injeksi vitamin C merupakan obat yang mudah teroksidasi jika penyimpanan tidak sesuai. Melihat fakta di sekitar kita, baik tenaga kesehatan maupun tempat pembelian obat masih banyak yang kurang memperhatikan kondisi penyimpanan, terutama masalah suhu dan kelembaban. Hal ini tentunya bisa menurunkan mutu dan kualitas obat. maka perlu dilakukan pengujian terhadap produk jadi vitamin C untuk mengetahui kualitas produk tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang telah dijual masih memliki kualitas yang memenuhi persyaratan seperti obat yang disimpan di dalam industri dengan suhu dan kelembaban yang terjaga. Penelitian mengacu pada standar Farmakope Indonesia edisi IV. Penelitian meliputi pengujian pemerian, pengujian pH larutan menggunakan pH meter, penguajian bobot jenis menggunakan density meter, pengujian kadar menggunakan autotitrator. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kualitas antara sampel yang penyimpanan sesuai dan tidak sesuai, dimana pemerian, pH larutan, bobot jenis dan kadar sampel mengalami penurunan kualitas terutama pada pemerian dan kadar sampel.


Keywords : Autotitrator, injeksi vitamin C, pH meter, density meter