ABSTRAK

Masa pancaroba seringkali membuat kita terserang batuk. Batuk seringkali mengganggu si penderita maupun lingkungannya. Tak heran jika banyak orang menganggap batuk sebagai gejala penyakit yang harus segera ditangani. Umumnya masyarakat menganggap batuk sebagai gejala penyakit yang ringan, sehingga mereka tidak pergi ke dokter dan mengobatinya sendiri. Pada saat ini promosi obat bebas dan obat bebas terbatas gencar dilakukan oleh pihak produsen baik melalui media cetak maupun elektronik. Umumnya masyarakat membeli obat batuk di warung terdekat yang belum tentu penyimpanan obatnya sesuai dengan label dan pedagang juga belum tentu memperhatikan tanggal kadaluwarsa obat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya obat. Masyarakat lebih baik membeli obat di apotek sehingga apoteker dapat membantu memilih obat yang cocok dengan batuk yang diderita dan masyarakat juga dapat memperoleh informasi tentang aturan pakai obat batuk tersebut. Swamedikasi batuk adalah salah satu bentuk upaya kesehatan. Cara swamedikasi batuk dipengaruhi oleh pengetahuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai swamedikasi batuk. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian merupakan masyarakat di Rt 01 Rw 06 Kelurahan Lubang Buaya yang berusia diatas 17 tahun dengan melibatkan 202 orang responden. Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data primer dengan mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat Rt 01 Rw 06 Kelurahan Lubang Buaya mengenai swamedikasi batuk, sebanyak 7 orang (6%) memiliki pengetahuan baik, 88 orang (70%) memiliki pengetahuan cukup, dan sisanya sebanyak 30 orang (24%) masih memiliki pengetahuan kurang.


Kata kunci : batuk, pengetahuan