ABSTRAK

Pemberian antibiotik merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan penyakit infeksi. Resistensi kuman terhadap antibiotik, terlebih lagi multi drug resistance merupakan masalah yang sulit diatasi dalam pengobatan pasien. Hal ini muncul sebagai akibat pemakaian antibiotik yang kurang tepat dosis, macam dan lama pemberian sehingga kuman berubah menjadi resisten.(1). Menurut data yang didapat dari situs resmi Departemen Kesehatan RI, Angka kematian akibat Resistensi Antimikroba sampai tahun 2014 sebesar 700.000 per tahun.(2). Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan berdasarkan data primer dengan teknik Cluster Random Sampling. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan komputer. Dari 131 responden, sebanyak 57 orang (43,51%) dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Dari 131 responden, sebanyak 57 orang (43,51%) mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, dan sisanya yaitu sebanyak 74 (56,49%) orang mengkonsumsi antibiotik dengan resep dokter. Antibiotik oral yang banyak dikonsumsi tanpa resep dokter adalah Amoxicillin sebanyak 38 orang (68,42%). Konsumsi antibiotik tanpa resep di dominasi oleh antibiotik Amoxicillin untuk mengobati keluhan batuk pilek yang dikonsumsi 3 kali dalam sehari selama 3 hari yaitu sebanyak 9 responden (15,79%). Alasan paling banyak responden mengkonsumsi antibiotik oral tanpa resep dokter karena sebelumnya pernah diresepkan oleh dokter yaitu sebanyak 27 jawaban (42,19%). Responden mendapatkan antibiotik oral tanpa resep dokter paling banyak dari Apotek yaitu sebanyak 27 jawaban (40,91%). Responden mendapatkan informasi tentang konsumsi antibiotik oral tanpa resep dokter dari keluarga/saudara/tetangga yaitu sebanyak 42 jawaban (70%). Keluhan sakit yang biasa diobati responden menggunakan antibiotik oral tanpa resep dokter ialah untuk menyembuhkan Batuk dan Pilek yaitu sebanyak 16 jawaban (25%), dan sebagai penyembuh luka yaitu sebanyak 16 jawaban (25%).

Kata Kunci : Cluster Random Sampling, Antibiotik, Resistensi