ABSTRAK

Sebagai salah satu jenis obat umum, antibiotik banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotik yang menjadi risiko terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya : peresepan antibiotik secara berlebihan oleh tenaga kesehatan; adanya anggapan yang salah di masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit; dan lalai dalam menghabiskan atau menyelesaikan treatment antibiotik. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-60% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Antibiotik yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu antibiotik amoksisilin, di mana amoksisilin merupakan antibiotik paling banyak dibeli secara swamedikasi atau sebesar (77%). Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Institute For Health Care Informatic tentang penggunaan obat-obatan di Amerika Serikat (AS) yaitu antibiotik amoksisilin (dengan berbagai macam merek) masuk dalam kategori obat yang paling banyak diresepkan yaitu sebesar 52,3 juta resep. Jika masalah resistensi antibiotik tidak segera ditangani, para pakar memperkirakan bahwa pada tahun 2050, lebih kurang 10 juta orang di dunia meninggal karena resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik mengakibatkan biaya kesehatan menjadi lebih tinggi karena penyakit lebih sulit diobati, butuh waktu perawatan yang lebih lama, dan membawa risiko kematian yang lebih besar. Berdasarkan hasil dari uji pendahuluan tertulis di wilayah RW 02 Kelurahan Bojong Kulur Kecamatan Bojong Sari Kabupaten Bogor didapat 83% responden pernah menggunakan antibiotik, sebagian besar menggunakan antibiotik amoksisilin (dengan berbagai macam merek), dan juga masih terdapat sebagian responden yang membeli antibiotik tanpa resep dokter. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik amoksisilin di RW 02 Desa Bojong Kulur Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor yaitu meliputi indikasi antibiotik amoksisilin, aturan pakai antibiotik amoksisilin, penyimpanan antibiotik amoksisilin, efek samping antibiotik amoksisilin dan penggunaan antibiotik amoksisilin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel ialah dengan menggunakan cluster random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 60 orang, Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dari 60 responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan antibiotik amoksisilin sebanyak 15 orang (25%), pengetahuan yang cukup tentang penggunaan antibiotik amoksisilin sebanyak 35 orang (58%), dan pengetahuan yang kurang tentang penggunaan antibiotik amoksisilin sebanyak 10 orang (17%).